Posted by : Unknown
Selasa, 10 Juni 2014
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa indonesia, makna kata saling berhubungan, hubungan kata itu disebut relasi makna. Relasi makna dapat berwujud bermacam- macam antara lain : sinonimi, antonimi dan oposisi, homonimi, homofoni,homografi, Hiponimi dan hipernimi, Polisemi
A.
Sinonim
Sinonim sering disebut dengan persamaan kata,
maksudnya kata yang mempunyai makna sama atau hampir sama dengan kata lain.
Contoh :
buruk = jelek
laris = laku
dahaga = haus
datang = tiba
pintar = pandai
usang = lama
hancur = musnah
pulang = kembali = balik
masyarakat = rakyat = warga
hadiah = pemberian
pria = laki- laki
enak = lezat
tampan = ganteng
hanjur = musnah
mati = meninggal
Dari contoh diatas dapat dilihat kata – kata
bersinonim, dan tidak semua sinonim bisa dipertukarkan begitu saja.
Contoh kalimat :
Anjing meninggal ditabrak mobil
Kata meninggal pada kalimat di atas tidak tepat,
karena kata meninggal lebih tepat ditujukan kepada manusia, atau kata meninggal
diganti dengan kata mati. Yang lebih tepatnya anjing mati ditabrak mobil. Jadi
kata sinonim bisa digunakan sesuai dengan kepada siapa yang ditujukan
pembicaraan tersebut. Misalnya kata aku dan saya kedua kata tersebut
bersinonim, tapi kata aku lebih tepat dipakai untuk teman sebaya, dan kata saya
lebih tepat digunakan untuk orang yang lebih tua dari kita. Jadi, kata sinonim
digunakan sesuai dengan waktu, tempat,bidang kegiatan,dan lain – lain. Dan
tidak semua kata dalam bahasa indonesia mempunyai sinonim. Misalnya kata salju,
batu, kuning, beras, tidak mempunyai sinonim.
B.
Antonim
Antonimi sering disebut dengan lawan kata, maksudnya
maknanya kebalikan dari makna ungkapan lain.
Contoh :
Jujur = bohong
Tipis = tebal
Rajin = malas
Pintar = bodoh
Mahal = murah
Kaya = miskin
Surga = neraka
Gila = waras
Lebih jauh, berdasarkan sifatnya, oposisi dapat
dibedakan menjadi :
2.1 Oposisi Mutlak
Disini terdapat pertentangan makna secara mutlak. Umpamanya kata masuk dan
keluar. Diantara masuk dan keluar terdapat makna yang mutlak, sebab sesuatu
yang masuk tentu tidak ( belum ) keluar ; sedangkan sesuatu yang keluar tentu
sudah masuk. Misalnya naik dan turun. Diantara naik dan turun terdapat makna
yang mutlak, sebab sesuatu yang naik tentu tidak (belum) turun; sedangkan
sesuatu yang turun tentu sudah naik.kedua proses ini tidak dapat berlangsung
bersamaan, tetapi secara bergantian.
2.2 Oposisi Kutub
Makna kata yang termasuk oposisi kutub ini pertentangan tidak bersifat mutlak,
melainkan bersifat gradisi, artinya terdapat tingkat – tingkat makna pada kata
tersebut. Misalnya kata kaya dan miskin adalah dua buah kata yang beroposisi
kutub. Pertentangan antara kaya dan miskin tidak mutlak. Orang yang tidak kaya
belum tentu merasa miskin, dan begitu juga orang yang tidak miskin belom tentu
merasa kaya. Bila orang yang biasa berpendapatan satu bulan enam juta , lalu
tiba – tiba menjadi satu juta rupiah, sudah merasa dirinya miskin, sebaliknya
orang seseorang yang setiap bulan hanya berpenghasilan Rp 100.000 ,lalu tiba-
tiba berpenghasilan Rp 500.000 sudah merasa dirinya kaya.
2.3 Oposisi Hubungan
Oposisi hubungan ini sifatnya saling melengkapi. Artinya kehadiran kata yang
satu karena ada kata yang lain yang menjadi oposisinya.Misalnya berlajar dan
mengajar walaupun maknanya berlawanan tapi kejadiannya serempak. Proses belajar
dan mengajar terjadi pada waktu yang bersamaan sehingga bisa dikatakan tadakkan
ada proses mengajar jika tak ada proses belajar. Contoh memberi dan menerima
walaupun maknanya berlawanan tapi kejadiannya serempak. Proses memberi dan
menerima terjadi pada waktu bersamaan sehingga bisa dikatakan tidakkan ada
proses memberi jika tidak ada yang menerima.
2.4 Oposisi majemuk
Oposisi majemuk ini beroposisi lebih dari sebuah kata. Misalnya kata utara
dengan kata selatan, dengan kata timur, dengan kata barat. Kata – kata diatas
lazim disebut oposisi majemuk.
C. Polisemi
Polisemi adalah kata yang mempunyai makna lebih dari
satu. Misalnya kata darah dalam bahasa indonesia memiliki makna (1) hubungan
darah persaudaraan, (2) yang ada pada tubuh manusia. Jadi, darah pada kalimat
di atas memiliki makna lebih dari satu.contoh lain kata mampu dalam bahasa
indonesia memiliki makna (1) kuasa (bisa , sanggup), melakukan sesuatu, (2)
kaya mempunyai harta yang berlebihan. Dari contoh yang kedua kata mampu di sana
memiliki makna lebih dari satu, kata mampu pada kalimat pertama maknanya
seseorang itu mampu,sanggup atau bisa melakukan sesuatu, dan pada kalimat kedua
kata mampu di san a maknanya seseorang itu kaya, memiliki harta yang
berlebihan.
D. Hiponim
dan hipernim / kata umum-khusus
Hiponimi merupakan bagian dari makna suatu ungkapan
lain. misalnya kata mawar berhiponim terhadap kata bunga, sebab makna kata
mawar termasuk makna kata bunga. Mawar memang bunga tapi bunga tidak hanya
mawar melainkan juga termasuk melati, tulip,anggrek,lidah buaya dan sebagainya.
E.
Homonim, Homofon, Homograf
Homonimi
adalah suatu kata yang memiliki makna berbeda, tetapi memiliki ejaan atau lafal
yang sama. Misalnya kata bulan yang berarti waktu dalam 30 hari, dengan kata
bulan yang berarti nama satelit bumi. Contoh lain kata salak yang berarti buah,
dengan kata salak yang berarti gonggongan anjing. Contoh lain kata genting yang
berarti gawat, dengan kata genting yang berarti benda penutup rumah.